DIKSI.CO, BALIKPAPAN - Metode pembelajaran dalam jaringan (daring) bagi siswa di masa Pandemi Covid-19 menjadi perhatian DPRD Balikpapan.
Banyaknya laporan dan keluh kesah dari masyarakat yang masuk ke DPRD Balikpapan mengenai pembelajaran metode daring ini.
Disampaikan Anggota Komisi IV DPRD Balikpapan Iwan Wahyudi, pihaknya menerima banyak masukan dari masyarakat yang merindukan bersekolah seperti sedia kala, karena banyaknya kendala yang menjadi permasalahannya.
"Ada kerinduan yang ingin masuk sekolah, ada yang kesulitan dengan metode belajar daring karena keterbatasan perangkat dan kuota (internet), ada yang kesulitan tidak mampu mendampingi," ujar Iwan.
"Saya sebagai orang tua juga saya tidak mudah (mendampingi) belajar daring,"
Dengan adanya sistem seperti ini jadi sesuatu yang baru ada sekolah yang dilihat mampu dengan baik menjalankan itu namun ada juga sekolah yang masih proses menuju perbaikan.
"Jadi misalkan ketika dia belajar kameranya tidak aktif kan suaranya dinonaktifkan, jadi terkesan satu arah. Guru menyampaikan tapi siswanya ada yang tidur-tiduran, ada yang sambil main media sosial ada yang bolos online," katanya.
Artinya ini memang menjadi persoalan pada masa pandemi ini, harus ada perbaikan ke depannnya dan hal ini menjadi masukkan untuk Dinas Pendidikan sebagai mitra kerja Komisi IV.
"Dengan metode daring itu harusnya memang betul-betul wajah dan suara keliatan, walaupun ribut tidak masalah lah, kalau ada absen ada orangnya ada anaknya," ujarnya.
Ia berharap dalam belajar daring ini jangan sekedar memunculkan namanya saja namun tidak pro aktif dan tidak dua arah, perlu adanya evaluasi terkait metode ini oleh para orang tua murid dan guru-guru yang mengajar.
"Perlu ada evaluasi minimal 1minggu kepada orang tua jadi tujuan target-target pelajaran ketika sampai," katanya.
Iwan menilai memang kehadiran orang tua sangat penting dan ini menjadi evaluasi bagi pemerintah dan juga masyarakat bahwa menjadi seorang guru itu luar biasa.
"Jadi kita harus memberikan apresiasi yang luar biasa kepada guru-guru, khsusnyan pemerintah," kata Iwan.
Khususnya pada tunjangan untuk guru-guru, terlebih dewasa ini guru yang pensiun lebih banyak daripada guru yang direkrut, Iwan menilai ini menjadi permasalahan di kota Balikpapan.
"Kita mau bangun sekolahnya banyak gurunya tidak ada kan repot juga," pungkasnya. (advertorial)