Skenario kedua menurut dosen Unmul ini, Pemprov Kaltim seakan membunuh warganya pelan-pelan, jika kebijakan tersbut terus dilakukan.
Skenario kedua ini berkaitan dengan pergerakan ekonomi warga, khususnya di Balikpapan dan Samarinda.
Kedua kota tersebut diketahui salah satu fondasi ekonominya adalah perdagangan dan jasa. Dua sektor tersebut paling terdampak saat pelaksanaan lockdown.
"Kalau pemerintah memperpanjang Kaltim bersemedi di akhir pekan, sama saja membunuh warga pelan-pelan," jelasnya.
"Pekerja informal paling terdampak, mereka yang bekerja serabutan apakah mampu menyetok makanan tiap akhir pekan," sambungnya.
Cody mengingatkan Gubernur Kaltim, sebelum melanjutkan Kaltim bersemedi, terlebih dahulu melakukan evaluasi menyeluruh terkait instruksi tersebut.
Selain itu, hasil evaluasi tersebut harus disampaikan kepada warga bukti aktual evaluasinya.
"Pemerintah mengklaim Kaltim bersemedi berhasil menekan corona diliat dari mana. Jangan main klaim tanpa data. Menekan Covid-19 belum tentu efektifitasnya, pelaksanaan gak jelas, koordinasi amburadul," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)