Minggu, 24 November 2024

DPRD Kaltim Minta Porsi Penerima Beasiswa Kaltim Tuntas Kategori Korban KDRT dan Disabilitas Ditambah 

Koresponden:
Er Riyadi
Rabu, 26 Mei 2021 9:59

Rusman Yaqub, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim/ Diksi.co

DIKSI.CO, SAMARINDA - Pendaftaran Beasiswa Kaltim Tuntas, ditutup pada 12 Mei 2021 lalu, setelah dibuka sejak bulan Maret.

Saat ini telah dilakukan proses seleksi administrasi.

Komisi IV DPRD Kaltim bersama pihak pengelola beasiswa menggelar rapat koordinasi evaluasi terkait proses pendaftaran beasiswa andalan Pemprov Kaltim ini.

Ruman Yaqub, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim berkomitmen pihaknya selalu memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Beasiswa Kaltim Tuntas.

Ia menerangkan banyak menerima keluhan masyarakat pada pelaksanaan BKT tahun-tahun sebelumnya. Yang dikeluhkan, pihak yang tidak lolos proses administrasi tidak diberitahu oleh pengelola kenapa mereka tidak dinyatakan lulus jadi penerima beasiswa.

"Makanya komisi IV meminta supaya itu setelah mendaftar secara online, sudah melalui verifikasi administrasi itu diumumkan kriteria penilaiannya apa saja, sehingga orang tidak lulus dia bisa mengetahui alasannya," kata Rusman, Rabu (26/5/2021).

Komisi IV meminta pengelola BKT transparan, baik dalam proses pendaftaran, seleksi administrasi, hingga proses penilaian.

"Transparansi itu dari awal hingga akhir, apapun keputusannya orang tahu prosesnya," jelasnya.

Selain itu, Komisi IV DPRD Kaltim juga meminta Pemprov Kaltim menambah jumlah porsi penerima beasiswa bagi anak keluarga tidak mampu, korban KDRT, korban pelecahan seksual, dan disabilitas.

Rusman Yaqub menerangkan jumlah penerima untuk segmen khusus ini masih rendah.

"Kami minta porsi anak miskin lebih banyak, anak akibat KDRT, kemudian diabilitas berkebutuhan khusus, porsi penerimanya masih rendah," tegasnya.

Hal itu terlihat saat pendaftaran BKT 2021, pendaftar beasiswa dari korban KDRT hanya satu orang. 

Dirinya menegaskan pengelola beasiswa harus mengevaluasi proses pendaftaran sampai sosialisasi program.

"Apakah tidak mendaftar karena ketidaktahuan jadi harus sosialisasi, atau memang mengakses informasi kesulitan. Jadi tidak boleh mengandalkan pendaftaran online kepada segmen-segmen khusus," pungkasnya. (advertorial)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews