DIKSI.CO, TENGGARONG - Tanaman jahe memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga petani Desa Jonggon memanfaatkan potensi lahan kosong untuk menanam jahe. Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), Sugiono mengatakan petani di Desa Jonggon Kecamatan Loa Kulu memiliki sekitar 70 hektare luas lahan tanaman jahe.
Sugiono menjelaskan jenis tanaman jahe yang ditanam adalah jenis jahe lontar, dimana jahe lontar ini rasanya agak sedikit pedas dari jenis jahe yang lainnya.
"Dia punya keunggulan tersendiri dibandingkan dari produk Sulawesi dan Jawa, jahe lontar kita yang dari jonggon ini rasanya lebih pedas disukai pembeli," katanya.
Diketahui petani jahe Desa Jonggon rata - rata memiliki luas lahan 1/4 hektare tanaman jahe, sedangkan 1/4 hektare luas lahan jahe tersebut petani bisa menghasilkan 3 ton jahe, dengan masa waktu panen jahe sudah berusia 7 sampai 8 bulan.
"Potensinya kan 30 ton, disana sudah ada sih yang bisa mencapai 25 ton, cuma dia mengembangkan skalanya masih 0,5 hektare sampai 0,25 hektare yang ditanam secara bertahap," jelas Sugiono.
Sugiono menambahkan, petani Desa Jonggon juga memanfaatkan potensi lahan kosong termasuk pekarangan rumah mereka serta memanfaatkan sisi kolam yang ada disekitar desa tersebut untuk dilakukan penanaman jahe.
Sedangkan untuk pemasaran jahe tersebut sudah ada tengkulak dari luar maupun dari dalam desa itu sendiri yang siap menampung apabila jahe sudah siap dipanen. Untuk 1 hektare lahan yang di kelola, petani mampu meraup keuntungan hingga Rp 300 juta rupiah
"Di samping warga sekitar juga ada yang jadi pengepul, juga ada yang dari luar," tutupnya. (advertorial)