DIKSI.CO, BALIKPAPAN - Permasalahan stunting di Kota Balikpapan menjadi fokus Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan, Budiono, dalam gelaran Dialog Warga yang dilakukan di Aula Lanud Dhomber, Sepinggan, pada Senin (13/3/23).
Mengangkat tema "Cegah Stunting, Demi Wujudkan Bonus Demografi 2045", Budiono menyampaikan bahwa menurut data yang dimiliki Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat bahwa terdapat kasus stunting yang tinggi di Kota Balikpapan.
"Saya konsen sekali dengan adanya kasus stunting, beberapa waktu lalu saya bertemu Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo, yang menyampaikan di Kota Balikpapan ada kasus stunting dan angkanya lumayan tinggi. Ini jadi perhatian kita bersama," katanya.
Menurutnya dengan ditemukannya kasus stunting di Kota Balikpapan mungkin karena kelalaian bersama dalam waktu 3-5 tahun terakhir yang tidak konsen di APBD terhadap pengentasan stunting.
"Stunting itu kan kurang nya gizi terhadap ibu hamil, dan bayi lima tahun, atau pola asuh yang tidak sesuai dengan lingkungannya, bayi yang belum imunasi, atau masalah sanitasi mandi cuci kakus (MCK) nya, pola hidupnya kurang. Jadi gizi harus terpenuhi," katanya.
Ia juga menyampaikan bawa sebenarnya petugas relawan yang ada posyandu, perlu diperhatikan dengan cara menyiapkan transport atau honor agar petugas mengetahui pasti perkembangan stunting di daerah masing-masing.
"Tugas kita membahas, dan menyepakati, apa yang usulkan untuk kebaikan kita sepakat, kalau perlu kita tambah seperti honor itu usulkan saja nanti kita sepakati," katanya.
Menurutnya langkah yang dilakukan saat ini hari ini akan dirasakan masyarakat untuk 5 tahun ke depan, karena prosesnya panjang. Salah satunya persiapan alat di Posyandu, alat timbang, atau tambahan makanan lainnya.
Saat ini pemerintah sedang mengupayakan tim pendamping keluarga (TPK) di tiap kelurahan, meliputi bidan, penyuluh keluarga berencana, dan pekerja sosial masyarakat (PSM), dan juga kader Posyandu. (Advertorial)