DIKSI.CO, SAMARINDA - Pemerintah Kota Samarinda lakukan evaluasi mengenai permasalahan banjir yang melanda Kota Tepian pada, Jumat (2/7/2021) yang lalu.
Berdasarkan laporan yang diterima Pemkot Samarinda, terdapat 31 titik banjir dan 9 titik tanah longsor.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menyampaikan bahwa pemerintah akan fokus melakukan penanganan penyebab banjir yakni dengan melakukan normalisasi saluran air atau drainase.
"Tadi dalam rapat kita sudah memetakan jalan keluar jangka pendek, menengah, dan panjang. Sejak besok, PUPR saya tugaskan mulai melakukan solusi jangka pendek. Yakni mengatasi saluran sedimentasi drainase," ungkapnya saat diwawancara awak media di kantor Balaikota Samarinda, Rabu (7/7/2021).
Yang menjadi sorotan pemerintah terkait titik banjir baru terletak di wilayah Jalan Jakarta. Pemkot Samarinda tengah mempersiapkan pembuatan Polder tampungan air di atas tanah milik pemerintah seluas 18 hektare.
"Kita memiliki tanah 18 hektare yang kita usulkan ke Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk dibuat polder di daerah sekitar jalan Jakarta," bebernya.
Andi Harun menambahkan, pihaknya akan memilih 1 atau 2 program yang terfokus pada penyelesaian masalah krusial dari puluhan titik banjir.
"Kita akan koordinasikan dengan provinsi dan BWS. Dari kita akan memilih 1 atau 2 program yang benar-benar fokus menyelesaikan masalah yang paling krusial dari puluhan titik banjir ini, di luar simpang Lembuswana, simpang Sempaja dan DI Panjaitan," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)