Kamis, 21 November 2024

DP2PA Samarinda Bekali Perempuan Kepala Keluarga dengan Soft Skill UMKM

Koresponden:
Alamin
Selasa, 30 Juli 2024 13:0

Suasana kegiatan pengembangan soft skill UMKM Perempuan di Aula Kampus UWGM Samarinda, Senin (29/7/2024) kemarin/Foto: Pemkot Samarinda

DIKSI.CO, SAMARINDA - Aula Kampus Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda jadi saksi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Samarinda mengadakan kegiatan pengembangan soft skill UMKM Perempuan, Senin (29/7/2024) kemarin.
 
Kegiatan itu ditujukan khusus bagi para pelaku usaha perempuan yang merupakan perempuan kepala keluarga.
 
Kepala DP3A Samarinda diwakili Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan DP2PA Syarifuddin Nur dalam sambutannya membeberkan pentingnya pemberdayaan perempuan.
 
Dijelaskannya, pemberdayaan perempuan adalah upaya untuk memberikan akses dan kontrol terhadap sumber daya ekonomi, politik, dan sosial budaya.
 
"Tujuan kegiatan ini agar perempuan dapat mengatur diri sendiri, meningkatkan rasa percaya diri, serta berperan aktif dalam memecahkan masalah dan membangun masyarakat," ujar Syarifuddin Nur.
 
Dalam kegiatan itu, DP2PA Samarinda menekankan pentingnya lima arahan presiden kepada Menteri PPPA, yaitu Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak, Penurunan kekerasan pada perempuan dan anak, Penurunan pekerja anak.
dan Pencegahan perkawinan anak.
 
Untuk itu, sejalan dengan arahan presiden, Syarifuddin Nur menyebut, DP2PA Samarinda fokus pada pengembangan soft skill UMKM perempuan, khususnya bagi perempuan kepala keluarga.
 
Dijelaskannya, kriteria perempuan kepala keluarga mencakup perempuan yang mengalami cerai hidup, cerai mati, suami sakit permanen, suami tidak bekerja, dan korban KDRT yang ditelantarkan.
 
Ia membeberkan, data BPS tahun 2022 yang menunjukkan bahwa 12,72% perempuan di Indonesia adalah kepala keluarga, sementara di Samarinda jumlahnya mencapai 19,96%, lebih tinggi 7,24% dari data nasional.
 
"Dengan tingginya jumlah perempuan kepala keluarga di Samarinda, diperlukan kebijakan tingkat kota untuk pemberdayaan ekonomi mereka agar lebih berdaya dan mandiri," pungkasnya. (*)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews