Senin, 25 November 2024

Disbun Kaltim Gelar Pelatihan Membuat Biotestisida ke Petani Desa Perangat Kukar

Koresponden:
diksi redaksi
Jumat, 1 Juli 2022 0:0

Disbun Kaltim melalui UPT Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP) menggelar pelatihan Perbanyakan Agen Pengendali Hayati (APH) sebagai Biopestisida, di desa Perangat, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara/ IST

DIKSI.CO, SAMARINDA - Dinas Perkebunan (Disbun) Kalimantan Timur (Kaltim) tak henti-hentinya memberikan dukungan terhadap petani. Salah satunya yakni membantu petani memproduksi Biopestisida sendiri.

Akan hal tersebut, Disbun Kaltim melalui UPT Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP) menggelar pelatihan Perbanyakan Agen Pengendali Hayati (APH) sebagai Biopestisida, di desa Perangat, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Jumat (1/7/22).

"Selama ini petani mengandalkan pestisida dari bahan kimia untuk menanggulangi OPT, di sisi lain, pestisida tidak aman terhadap lingkungan dan bisa memunculkan hama sekunder," ujar Sopian, Kepala UPT P2TP Disbun Kaltim, Sopian kepada awak media.

Sopian menjelaskan, Biopestisida lebih aman ketimbang Pestisida dalam membasmi hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT). Menurutnya Biopestisida dibuat dari berbagai senyawa alami yang tersusun dari hewan, tumbuhan, bakteri, dan mineral sehingga bersifat ramah terhadap lingkungan karena tidak beracun.

Turut hadir sebagai narasumber dalam pelatihan tersebut Ester M Saragih dan Ahmad Faiz, keduanya dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI.

Dalam kesempatan itu Ester mengatakan, agen hayati diperlukan untuk mengatasi ketergantungan pestisida kimia, kemudian menjaga dampak yang ditimbulkan dari pestisida kimia, seperti punahnya spesies yang bukan sebagai hama tanaman.

Penggunaan pestisida juga akan meninggalkan residu dalam tanah, bahkan pada tanaman yang kemudian dikonsumsi manusia, sehingga hal ini tentu saja berbahaya, padahal maksud petani menggunakan pestisida adalah untuk membasmi OPT.

Ia juga mengatakan, penggunaan pestisida kimia secara berlebihan juga dapat memicu tumbuhnya hama sekunder, resistensi, tidak aman bagi kesehatan, termasuk tidak aman bagi lingkungan sekitar.

Atas dasar ini, maka biopestisida menjadi pilihan dalam upaya mengendalikan OPT, karena biopestisida berasal dari organisme hidup yang bersifat OPT terhadap OPT sasaran sehingga aman bagi lingkungan dan aman bagi kesehatan.

"Biopestisida aman digunakan dalam pengembangan pertanian organik karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain tidak menghasilkan residu, mudah terurai secara alami, dan lebih efektif meski hanya sedikit digunakan," terangnya. (adv/diskominfo)

Tag berita:
Berita terkait
breakingnews