DIKSI.CO, SAMARINDA - Sebanyak 10 mahasiswa asal Kaltim, yang menempuh pendidikan di Rusia terpaksa harus dikarantina selama 14 hari di Bali.
Isran Noor, Gubernur Kaltim menyampaikan, 10 mahasiswa asal Kaltim tersebut terpaksa pulang ke Bumi Mulawarman dikarenakan, Rusia saat ini telah menetapkan lockdown sehingga menutup seluruh proses perkuliahan di negara tersebut.
Ke 10 mahasiswa itu pun mengikuti program KBRI di Rusia, untuk pemulangan ke tanah air.
"10 orang sudah pulang ke Indonesia, sudah ada di Bali, namun harus dikarantina di Bali selama 14 hari, sebelum pulang ke Kaltim," kata Isran, ditemui di Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (6/5/2020).
Isran meminta jajaran di lingkungan Pemprov Kaltim, agar terus memantau perkembangan 10 mahasiswa studi kereta api tersebut ke Kaltim.
"Dimonitor aja, untuk kepulangan nanti bagaimana, disiapkan. Sebab saat ini, bandara di Kaltim, tengah menutup operasional penerbangan angkutan penumpang," jelasnya.
Diketahui, 10 mahasiswa tersebut telah dikarantina sejak 3 Mei 2020. 10 mahasiswa tersebut merupakan peraih beasiswa kereta api yang menempuh pendidikan ke Negeri Beruang Merah.
Syafranuddin, Kepala Biro Humas dan Protokol Setprov Kaltim, menyatakan para mahasiswa tersebut rata-rata sudah semester akhir dan beberapa sudah menyusun skripsi.
"Di sana karena tidak ada perkuliahan, jadi pulang melalui KBRI. Terus pesawatnya hanya sampai di Bali. Sampai di Bali tidak ada lagi pesawat ke Kalimantan Timur. Jadi 10 orang mahasiswa itu dikarantina di BPSMDM Bali," kata Ivan, sapaan akrabnya.
Ivan menerangkan, pengujian swab sudah dilakukan kepada 10 mahasiswa asal Kaltim tersebut di Bali. Hasilnya seluruh mahasiswa dinyatakan negatif Covid-19.
"Sudah dilakukan swab kepada 10 mahasiswa tersebut, hasilnya negatif. Meski hasil negatif, mereka tetap menjalani masa karantina hingga selesai," jelasnya.
Terkait kapan kepulangan mahasiswa tersebut ke Kaltim, Ivan menyebut kepulangan mereka tergantung jadwal penerbangan dari Bali ke Bumi Mulawarman. (tim redaksi Diksi)