DIKSI.CO, SAMARINDA - Pemkot Samarinda terus berupaya untuk menekan angka stunting di Kota Tepian.
Pasalnya, stunting sangat berdampak pada perkembangan anak.
Dijelaskan oleh Sub Koordinator Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda Rudy Agus Riyanto, secara fisik memang ukuran tinggi badan cenderung lebih pendek dibanding anak lainnya.
“Baik secara fisik dan kognitif jangka panjang, stunting sangat berdampak pada perkembangan,” ujarnya.
Menurutnya, jika terhambat dalam pertumbuhan tinggi badan, jangka panjangnya akan mempengaruhi generasi.
“Banyak pekerjaan sekarang yang memberikan persyaratan tinggi badan,” jelas Rudy.
Ia mencontohkan pada bidang olahraga, saat ini seluruh atlet diharuskan memiliki tinggi badan sesuai syarat yang berlaku.
Contohnya atlet sepak bola, kondisi badan yang pendek, berdampak tidak bisa menyeimbangkan jarak lari atlet dari luar negeri. Maka jika badan pendek, akan ada kesulitan.
“Jadi pasti akan berpengaruh pada pembentukan generasi dalam jangka panjang,” terangnya.
Selain fisik, Rudy mengatakan bahwa terdapat juga hambatan dalam kognitif dikarenakan perkembangan otak yang lambat karena memiliki gangguan dalam menyerap gizi maka akan berpengaruh dalam perubahan volume otak dikarenakan sel di dalam otak berkurang secara drastis.
“Jangankan anak stunting, anak-anak yang memiliki gangguan gizi, kelas gizi kurang, itu pernah diteliti CT scan, volume sel otaknya berkurang,” sebutnya.
Rudy juga menyebut potensi penyakit metabolik yang diderita di masa tua bagi anak stunting dan terbukti bahwa yang mengalami gangguan gizi akan mendapat penyakit metabolik.
“Penyakit metabolik itu, sepanjang hidupnya harus meminum obat setiap hari dan tidak sembuh” pungkasnya. (advertorial)