DIKSI.CO, SAMARINDA - Hari raya Idul Adha 1443 hijriah tinggal menghitung hari. Beberapa persiapan, khususnya terkait ibadah kurban kini tengah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Pemkot Samarinda melalui Dinas Perikanan dan Peternakan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah kandang hewan kurban.
Mitigasi ini dilakukan dengan menarget Pasar Hewan dan Rumah Potong Hewan (RPH) di kawasan Tanah Merah.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Maskuri mengaku, tindakan penyemprotan dilakukan guna mengantisipasi terjangkitnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sejumlah hewan kurban.
"Kota Samarinda syukurnya sampai detik ini masih dalam zona hijau, tapi giat kali ini tak terlepas dari upaya antisipasi," terang Maskuri, Jumat (8/7/2022).
Maskuri juga memastikan penyemprotan dilakukan memakai cairan ramah lingkungan
Status zona hijau PMK yang disandang Kota Samarinda juga telah melalui surveillance pada sejumlah hewan yang ada.
Pihaknya juga menerapkan kebijakan pemerintah pusat dan Satgas PMK dimana per 4 Juli lalu telah tidak diperkenankan lagi ada pergerakkan distribusi sapi baik keluar maupun masuk ke suatu daerah.
"Iya kami mengawasi sapi yang ada, sebelum kebijakan itu berakhir," imbuhnya.
Kebijakan tersebut, diakui Maskuri juga berdampak pada kebutuhan hewan kurban disuatu daerah. Tetapi di Kota Samarinda sendiri, jumlah kebutuhan sapi tercatat sebanyak 3.076 ekor.
Sementara sapi yang ada saat ini berhasil terekam oleh pihaknya sebanyak 3.657 ekor.
"Ketersediaan kita masih aman, bahkan surplus," sebutnya.
Kendati stok hewan kurban terpantau aman, namun Maskuri menyampaikan harga hewan kurban tahun ini mengalami kenaikan.
Pasalnya, faktor lonjakan harga diakibatkan karena beberapa prosedur yang perlu dilalui sebelum sapi didistribusikan dari daerah asal.
"Sapi-sapi perlu karantina di daerah asal, terus biaya pengecekkan darah, dan biaya pengiriman, itu yang menjadi salah satu faktor (lonjakan harga)," pungkasnya. (tim redaksi Diksi)