Sabtu, 23 November 2024

Andi Harun: Politisasi Banjir Itu Tak Elok, Banjir Tanggung Jawab Kita Semua

Koresponden:
diksi redaksi
Kamis, 12 November 2020 5:13

Banjir yang terjadi di Samarinda beberapa waktu lalu/ beritasatu.com

Kata AH, dalam mengatasi banjir pihaknya menyiapkan program jangka panjang dan jangka pendek. Keduanya sama-sama prioritas untuk segera dilakukan. Untuk program jangka pendek, salah satunya adalah pengadaan rumah pompa air. Selain juga memastikan drainase di beberapa titik banjir sudah berfungsi optimal. 

“Sedangkan program jangka panjang adalah penghijauan di hulu SKM dan beberapa program yang telah kami siapkan,” pungkasnya. (*)

Andi Harun saat hadir dalam agenda ijab kabul salah satu warga di Samarinda/ IST

Apa polanya? 

Penyelesaian banjir, diakui tidak serta merta harus dilakukan dengan satu macam cara. Perlu dilakukan upaya berkelanjutan dan terkontrol untuk itu.

Ada Harun juga mahfum. Ia pun jelaskan beberapa solusi yang ia bagi menjadi jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

“Jangka panjang adalah normalisasi sungai, sekaligus penataan sungai di Samarinda. Normalisasi sungai ini butuh waktu yang panjang. Berdasarkan SK Wali Kota Samarinda Nomor 32 Tahun 2004, ada 42 sungai di Samarinda,” katanya.

"Kalau kita menunggu selesainya solusi yang bersifat jangka panjang, atau kita mulai dari sana. Pasti nanti masyarakat tidak bisa melihat capaian kita dalam jangka pendek. Jangka menengah dan jangka pendek harus kita lakukan," katanya lagi.

AH menerangkan karakteristik banjir di Samarinda itu adalah banjir kiriman dari daerah hulu. Konsep pertama yang diungkapkannya, adalah dengan memangkas aliran air tersebut. Pemerintah wajib membuat alternatif teknis agar air yang berasal dari hulu tidak masuk ke dalam kota. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan lubang bekas tambang (void) menjadi polder air. 

"Karena kalau kita buat polder alami, biayanya sangat besar. Ini juga sebagai langkah mengefisienkan anggaran. Sudah ada lubangnya, daripada selama ini kita salahin-salahin terus terus lubang tambang juga tidak selesai masalahnya. Mau direklamasi pengusahanya sudah lari. Jadi lebih baik kita manfaatkan void itu jadi polder air pengendali banjir," imbuhnya.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews