Jumat, 22 November 2024

Akademisi Nilai Kepemimpinan Kuat Dibutuhkan dalam Penanganan Banjir di Samarinda

Koresponden:
diksi redaksi
Jumat, 30 Oktober 2020 8:48

Banjir yang terjadi di Samarinda beberapa waktu lalu/ CNN Indonesia

DIKSI.CO, SAMARINDA - Visi misi terkait penanganan banjir di Samarinda dinilai sentral dalam merebut hati masyarakat dalam kontestasi di Pilkada Samarinda

Hal ini dinilai dikarenakan banjir adalah masalah utama yang dinilai harus segera terselesaikan, siapapun yang menjabat. 

Selain itu, kepemimpinan kuat juga dibutuhkan dalam proses penanganan banjir. Dua hal itu dinilai haruslah sinkron, yakni visi dan misi, serta kemampuan para paslon dalam menjaga visi misi mereka dalam proses pengerjaan pengendalian banjir di Kota Tepian. 

Dikutip dari prokal.co, dosen Fahutan Unmul Bernaulus Saragih, paslon dengan visi-misi terbaik dalam melepaskan Samarinda dari belenggu banjir akan melenggang ke Balai Kota. Alias memenangkan kontestasi pilkada.

“Sebab, masyarakat Samarinda sudah bosan dengan permasalahan banjir yang terus terjadi dan mengganggu perekonomian,” ujar dia. 

Apalagi, sambung dia, bila pemilik hak suara adalah kaum rasionalis dan idealis. Namun, bisa dipastikan bahwa dua kelompok pemilih itu belum menjadi bagian dari mayoritas penduduk Kota Tepian. Kelompok mayoritas, kata Bernaulus, masih pemilih pragmatis yang sangat mudah dipengaruhi isu kekerabatan, agama, dan berbagai bentuk fasilitas serta fulus paslon.

Bernaulus menyebut, visi-misi terbaik tentunya yang rasional, terukur, dan tidak muluk-muluk. Mengapa urusan banjir menjadi tema sentral? “Sebab, banjir di Samarinda mengindikasikan beberapa kegagalan pemerintahan sebelumnya. Maka warga tentu ingin pemimpin yang berbeda,” urai Bernaulus.  

Paslon dengan pemahaman banjir dan sebab musababnya serta mampu mengoordinasikan kabupaten/kota lainnya dengan provinsi dan pusat adalah figur yang diinginkan masyarakat. Artinya, Samarinda memerlukan kepemimpinan yang kuat.

“Karena jelas masalah banjir bukan sekadar masalah Pemkot Samarinda semata, tetapi ada setidaknya Kukar, Pemprov Kaltim, dan pemerintah pusat beserta pihak swasta dan masyarakat yang turut berperan dalam menuntaskan banjir,” jelas dia.

Paslon haruslah yang memiliki kemampuan memobilisasi sumber daya. Terutama terkait investasi untuk menyelesaikan banjir melalui berbagai skema. Dari satu sisi, banjir adalah alat tawar pemkot ke pemprov dan pusat. Kemampuan lobi diperlukan untuk meyakinkan pemerintah di level atas agar lebih peduli dengan kota yang dulunya penyumbang devisa besar dari kayu lapis ini.

“Paslon yang memiliki jaringan dan pengalaman serta pergaulan tingkat nasional akan lebih memudahkan mobilisasi sumber daya dalam penanggulangan banjir. Karena jelas bahwa jika hanya mengandalkan APBD kota, tidak akan memadai,” terang Bernaulus.

Pemimpin harus bisa memantik masyarakat untuk berpartisipasi secara sukarela membenahi kota. Membangunkan modal sosial yang masih tidur ini perlu keteladanan dan bukti yang kuat dari pemimpin.

“Singapura bermula dari rawa, tanpa sumber daya memadai, tetapi tekad yang kuat dan bersih dari seorang Lee Kwan Yu (perdana menteri dari tahun 1959–1990) tak perlu seratus tahun menjadikan Singapura sebagai negara maju dan salah satu yang terkaya di dunia,” kata Bernaulus. 

Sementara itu, dari dari wawancara dengan salah satu kandidat Pilkada Samarinda, Andi Harun sempat paparkan konsepnya dalam penanganan banjir di Samarinda

Ia pun membenarkan bahwa penyelesaian banjir adalah hal utama yang ia dengar dari masyarakat, untuk diutamakan agar terselesaikan.

Halaman 
Tag berita:
Berita terkait
breakingnews