Gaza Dilanda Kelaparan Besar, Italia dan Sejumlah Negara Eropa Kirim Bantuan Melalui Udara
DIKSI.CO – Sejumlah negara Eropa pun mengambil langkah cepat dengan mengirimkan bantuan kebutuhan pokok melalui jalur udara ke Jalur Gaza.
Langkah itu dilakukan guna membantu warga Gaza yang dilanda kelaparan besar akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Pemerintah Italia menjadi negara terbaru yang bergabung dalam upaya kemanusiaan ini.
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, dalam pernyataannya pada Sabtu (2/8) waktu setempat mengatakan bahwa ia telah memberikan lampu hijau untuk pengiriman bantuan udara.
“Saya telah memberikan lampu hijau untuk misi yang melibatkan aset-aset Angkatan Darat dan Angkatan Udara untuk pengangkutan dan pengiriman bantuan kebutuhan pokok dari udara kepada warga sipil di Gaza, yang telah terdampak parah oleh konflik yang sedang berlangsung,” ujar Tajani dikutip dari detikJakarta.
Menurutnya, misi tersebut akan dilakukan bersama militer Yordania.
Bantuan akan dikirim dalam bentuk kontainer khusus berisi barang-barang kebutuhan penting.
Penerbangan pertama dijadwalkan pada 9 Agustus mendatang.
Langkah Italia ini mengikuti jejak negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol, Inggris, dan Prancis.
Spanyol pada Jumat (1/8) telah menjatuhkan sebanyak 12 ton makanan dari udara ke wilayah Gaza.
Sementara itu, Inggris dan Prancis lebih dahulu bermitra dengan negara-negara Timur Tengah untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Palestina.
Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, dalam kunjungannya ke Yerusalem juga menyoroti kondisi di Gaza.
Ia menyebut situasi kemanusiaan di wilayah tersebut sebagai sesuatu yang “di luar imajinasi.”
“Bencana kemanusiaan di Gaza di luar imajinasi,” kata Wadephul dalam konferensi pers usai bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar, Kamis (31/7).
Perang yang masih terus berkecamuk di Gaza membuat warga sipil semakin sulit mendapatkan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.
Organisasi internasional berulang kali memperingatkan risiko kelaparan massal dan menyebut situasi di wilayah tersebut sebagai darurat kemanusiaan tingkat tinggi. (*)