Umum

Cita-cita Kemerdekaan, Teater, Film hingga Panggung Politik Andi Harun

Ditulis oleh Ferry Bhattara

DIKSI.CO, SAMARINDA – Wajahnya cerah meski tampak sedikit berkeringat, mengingat dirinya baru saja mengikuti zoom meetting apel penurunan Bendera Sangsaka Merah Putih pada perayaan 17 Agustus di Istana Negara.

Dibalut kemeja putih dan luaran jas berwarna abu-abu rokok, Andi Harun, Wali Kota Samarinda menyeruput segelas cokelat panas di meja kerjanya.

Jam menunjukkan pukul 19.48 Waktu Indonesia Tengah.

Di tengah kesibukkanya meladeni wawancara sejumlah awak media, saya berkesempatan turut mendengar curahannya terkait makna kemerdekaan versi Sang Wali Kota.

Dalam satu sesi saya tertarik dengan pernyataan Wali Kota yang ternyata pernah bergelut di dunia pemeranan teater sejak duduk di bangku SMA.

Pernyataan ini mungkin tidak banyak yang mengetahui latar belakang Andi Harun sebelum terjun di panggung politik.

Saya tergelitik untuk mendalami cerita masa sekolah Ketua Partai Gerindra Kaltim ini.

Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan 12 Desember 1978 silam ini sejak duduk di kelas 1 SMA telah bergelut di dunia teater di sekolahnya, SMA Negeri 1 Sinjai.

Andi Harun SMA tercatat sebagai satu di antara sedikit siswa yang terbilang rajin mengikuti kegiatan sekolah.

Dunia teater diakui banyak mengajarkan kehidupan yang berdampak hingga saat ini.

Sejak SMA Andi Harun sering mendapatkan peran sebagai aktor atau pemain peran dalam garapan teater di sekolahnya.

Proses ini tentu didapatkannya melalui proses open casting.

Dari proses berkesenian teater yang didapatnya di bangku SMA, menghantarkan Wali Kota Samarinda ini ke ajang Dara Daeng dari tingkat Kabupaten hinga ke Provinsi.

Dara dan Daeng merupakan ajang prestige bagi pemuda pemudi yang berprestasi di Sulawesi Selatan layaknya Abang None di Jakarta.

Kuli Bangunan, Kuliah dan Main Film 

Berkeinginan membantu ekonomi keluarga, Andi Harun memutuskan hijrah ke Ibu Kota Sulawesi Selatan, Makassar.

Di Makassar, Andi Harun melanjutkan studinya dengan kuliah mengambil jurusan hukum pidana di salah satu perguruan tinggi ternama.

Berangkat dari keluarga yang kurang mampu, untuk membiayai kuliahnya Andi Harun tidak malu sambil bekerja.

Pengalaman yang paling berkesan dalam ingatan suami Rinda Wahyuni ini adalah saat bekerja sambilan menjadi kuli bangunan.

Separuh waktunya dihabiskan untuk menjadi kuli bangunan guna membantu pembiayaan kuliahnya.

Andi Harun remaja hampir tidak menikmati masa mudanya, bahkan sekadar untuk nongkrong di warung kopi.

Waktu berlalu, keputusan besar yang berdampak pada kehidupan Andi Harun pun harus diambil.

Keputusannya untuk merantau ke Samarinda menjadi titik balik kehidupan Andi Harun.

Andi Harun tumbuh dan berkembang hingga dikenal sebagai politisi ulung. Sejumlah partai pernah dirasakannya hingga memutuskan menjadi Panglima di DPD Gerindra Kaltim.

Sejumlah panggung politik pernah dirasakannya, dan tidak semua berhasil.

Pilkada Samarinda 2010 menjadi ajang yang mungkin dikenangnya. Pria berbadan tinggi ini menjadi calon wali kota dan harus terpaksa mengakui kemenangan lawannya pada saat itu.

Namun pengalaman ini tidak membuatnya surut. Terbukti, Pilwali 2020 Andi Harun keluar sebagai pemenang di Pilwali Samarinda dengan mengumpulkan suara mayoritas pemilih.

Berpasangan dengan Rusmadi Wongso, Andi Harun mendapat kepercayaan masyarakat Samarinda sebagai nahkoda baru di Kota Tepian.

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai politisi, Andi Harun pernah juga membintangi film yang kemudian meledak di pasaran.

Ya, Uang Panai' film garapan Asril Sani dan Halim Gani Safia yang dirilis 2016 silam ini berhasil mencuri perhatian publik.

Film bergenre kisah perxintaan yang dibalut komedi ini turut dibintangi Andi Harun.

Dari penuturannya, sebelum proses produksi Andi Harun diminta menjadi peran utama, namun pertimbangan kesibukannya sebagai politisi dan lawyer membuatnya dengan terpaksa menolak keinginan Rumah Produksi.

Namun Andi Harun tetap terlibat dalam garapan film ini sebagai bintang tamu bersama musisi kenamaan Katon Bagaskara.

Dasar pemeranan saat menggeluti dunia teater di SMA membuat Andi Harun tampak mudah menjalani proses syuting.

Tidak sulit baginya untuk melafalkan dialog dan akting saat adegan dirinya, meski harus bertandem dengan aktor-aktor film yang sudah matang.

"Farhan, menikahlah nak. Apalagi yang kurang," dialog ini bagiannyang paling diingat dari Andi Harun kepada ponakannya Farhan di film Uang Panai'.

Bermodal pengalamnnya, Ando Harun bercita-cita suatu hari akan lahir film dari Samarinda sebagai penanda bangkitnya industri kreatif sekaligus menunjukkan Samarinda di kancah nasional melalui film.

Pengalaman Tak Terlupakan dan Semangat Kemerdekaan 

Pengalaman hidup yang berliku sukses menghantarkan Andi Harun ke gerbang kesuksesan saat ini.

Bermodal seni peran dan kerja keras saat menjadi kuli, menempa Andi Harun tumbuh menjadi politisi piawai.

Catatan sebagai wakil rakyat tidak perlu diragukan, meski didera beragam persoalan, dirinya tetap mendapat kepercayaan publik.

Lintas partai hingga menjadi ketua partai politik menjadi hadiah bagi kerja kerasnya. Hingga menghantarkannya sebagai pemilik kursi Samarinda 1 sejak 26 Februari 2021.

Pengalaman berteater banyak diakui AH, sapaan akrabnya dalam mengambil keputusan.

"Seni menghadapi orang banyak, seni mengambil keputusan, seni mempelajari lingkungan sekitar, dan banyak lagi. Sehingga itu bisa dijadikan salah satu pertimbangan saat mengambil keputusan-keputusan yang berdampak bagi hajat hidup orang banyak," urai AH. 

Perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke 76 turut dimaknai sebagai tonggak pengingat akan perjuangan para pendahulu bangsa sekaligus peejuangan bagi masyarakat Indonesia saat ini, khususnya Samarinda.

"Perjuangan founding father kita hanya mewariskan 1 yakni mewariskan bangsa Indonesia yang kuat dan pantang menyerah. Kita tidak punya catatan sejarah sebagai bangsa yang lemah dan itu yang harus generasi kita sekarang sadari," ungkap Andi Harun dengan nada semangat.

Di tengah situsi pandemi Covid-19,  Andi Harun membakar semangat bangsa untuk bertarung dan segera terbebas dari situasi sulit saat ini.

"Tidak ada alasan untuk kita menyerah dari pandemi Covid-19 ini. Kita sudah acap kali melewati masa-masa yang sulit, dan yakin kita pasti berhasil melewati masa sulit pandemi ini. Itu yang harus ditanamkan generasi muda saat ini. Kita sadar rakyat saat ini sedang sedih, jenuh, susah tapi ini pasti bisa kita lewati. Perkuat sinergi, kita perjuangkan agar keluar dari krisis berkepanjangan ini," pungkasnya.

Tak terasa hampir satu jam kami bercerita tentang pengalaman hidupnya hingga menjadi Wali Kota Samarinda.

Perbincangan harus segera diakhiri karena masih ada sejumlah tugas yang menantinya.

Bahagia sekali rasanya bisa mendengar pengalaman dan curahan hati pemilik Kursi Samarinda 1.

"Merdeka bukan hanya sebatas teriakan, tapi proses penyadaran akan kemandirian," setidaknya begitu kata Putu Wijaya sang legenda hidup Teater Indonesia. (*) 

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button