DIKSI.CO, SAMARINDA – Upaya pengejaran terhadap para tahanan yang kabur dari ruang sel Polsek Samarinda Kota terus dilakukan.
Hingga Senin (20/10/2025) pagi sekitar pukul 07.00 WITA, aparat kepolisian berhasil mengamankan 10 dari total 15 tahanan yang sempat melarikan diri sehari sebelumnya.
Sementara lima orang lainnya masih dalam pengejaran intensif.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, membenarkan hal itu saat ditemui di Mapolresta Samarinda.
Ia mengatakan, proses pengejaran dilakukan sejak Minggu sore, tidak lama setelah insiden pelarian massal itu diketahui. Petugas dari berbagai satuan dikerahkan untuk menyisir wilayah kota hingga ke perbatasan kabupaten.
“Alhamdulillah, berkat kerja cepat anggota di lapangan dan bantuan masyarakat serta relawan, sampai pagi ini sudah ada 10 tahanan yang kita amankan kembali,” ujar Hendri.
Menurutnya, seluruh tahanan yang berhasil ditangkap kini telah dipindahkan ke sel tahanan Polresta Samarinda. Langkah ini diambil karena ruang tahanan Polsek Samarinda Kota mengalami kerusakan cukup parah akibat aksi pembobolan tersebut.
“Sel di Polsek Kota rusak karena dijebol dari dalam. Untuk keamanan, semua tahanan yang sudah tertangkap kita pindahkan ke tahanan Polresta,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menduga proses pelarian ini telah direncanakan sejak dua hari sebelum kejadian. Hendri menjelaskan, berdasarkan keterangan sejumlah tahanan yang telah diamankan, mereka mulai membobol dinding sel pada Jumat malam, menggunakan alat seadanya.
“Mereka pakai pipa jemuran dan paku sebagai alat bantu. Diketok pelan-pelan supaya tidak menimbulkan suara mencurigakan. Setelah dindingnya rapuh, baru mereka buka jalur keluar lewat kloset di pojok sel,” terangnya.
Lubang yang mereka buat berdiameter sekitar 35 hingga 40 sentimeter — cukup besar untuk satu orang merangkak keluar. Dari situ, para tahanan bergantian meloloskan diri satu per satu.
Diduga kuat, ide pelarian tersebut berasal dari dua tahanan yang kini tengah diperiksa intensif oleh tim Reskrim. Polisi menyebut sudah mengantongi identitas otak pelarian yang menjadi inisiator utama aksi nekat itu.
“Kita sudah tahu siapa yang pertama kali mencetus ide kabur. Dari 10 orang yang sudah tertangkap, ada dua yang diduga jadi penggeraknya. Mereka ini memanfaatkan celah dan kondisi sel yang tidak begitu kokoh,” tutur Hendri.
Hasil penyelidikan juga mengungkap, beberapa tahanan sempat berusaha kabur lebih jauh keluar Samarinda. Bahkan ada yang mencoba menumpang kendaraan travel jurusan Balikpapan hingga ke arah Kukar. Namun, usaha mereka gagal setelah petugas yang mendapat informasi dari masyarakat melakukan penyekatan di beberapa titik jalan utama.
“Semua masih kita temukan di wilayah Samarinda. Ada yang coba kabur pakai travel, tapi belum sempat jauh sudah berhasil diamankan. Kita gerak cepat begitu dapat laporan,” kata Hendri.
Beberapa tahanan lain ditangkap setelah bersembunyi di kawasan pemukiman padat penduduk, sebagian di rumah teman, dan ada pula yang memilih menginap di rumah kos. Petugas gabungan dari Polresta Samarinda dibantu relawan keamanan lingkungan dan masyarakat setempat terus menyisir area-area yang dicurigai.
“Kami juga minta masyarakat yang mengenali wajah para tahanan ini agar segera melapor. Jangan coba-coba menampung atau membantu mereka, karena bisa dikenakan pidana,” tegasnya.
Aksi kaburnya 15 tahanan ini sontak menghebohkan warga Samarinda pada Minggu sore (19/10/2025). Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.30 WITA, tepat saat sebagian besar petugas sedang melakukan apel pergantian jaga. Suara gaduh dari ruang tahanan awalnya tidak begitu mencurigakan, hingga kemudian salah satu petugas menemukan lubang besar di dinding dekat kloset.
Begitu dilakukan pengecekan, beberapa tahanan sudah tidak berada di tempat. Jumlah yang kabur pun langsung diverifikasi dan diketahui ada 15 orang yang melarikan diri dari total penghuni sel.
Begitu informasi tersebar, kepolisian langsung menutup akses keluar-masuk kota. Jalan-jalan utama seperti Jalan Pahlawan, Jalan Ahmad Yani, dan kawasan Sungai Dama menjadi titik penyekatan utama. Petugas lalu lintas bersama personel Sabhara disiagakan untuk mengawasi kendaraan yang melintas, terutama kendaraan travel dan truk logistik.
Sementara di lapangan, petugas berpakaian preman menyusuri gang-gang sempit di kawasan Sungai Pinang, Bugis, dan Pelita. Di beberapa titik, polisi juga dibantu warga sekitar yang mengenali wajah para tahanan.
“Warga cukup tanggap, begitu lihat ada orang asing dengan ciri-ciri mirip yang di foto, langsung lapor. Kerja sama seperti ini yang mempercepat penangkapan,” tambahnya.
Usai insiden ini, ruang tahanan Polsek Samarinda Kota langsung ditutup sementara untuk proses perbaikan. Tim dari bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) Polresta Samarinda telah turun untuk melakukan pembenahan, mulai dari dinding, sistem ventilasi, hingga instalasi kamar mandi yang sebelumnya dimanfaatkan para tahanan untuk melarikan diri.
Menurut laporan sementara, dinding yang dijebol para tahanan memiliki ketebalan sekitar 10 sentimeter dengan lapisan semen yang sudah rapuh di beberapa bagian. Hal inilah yang membuat mereka berhasil menembusnya dengan alat sederhana.
Kapolresta Hendri Umar menegaskan, peristiwa ini menjadi bahan evaluasi besar bagi seluruh jajaran kepolisian di Samarinda, terutama dalam aspek pengawasan ruang tahanan.
“Kita tidak ingin hal seperti ini terulang. Pengawasan akan diperketat, termasuk penempatan personel dan perawatan rutin fasilitas tahanan,” ujarnya.
Hingga Senin siang, lima tahanan yang belum tertangkap masih dalam pencarian. Kepolisian telah menyebarkan foto dan identitas mereka ke berbagai polsek dan pos keamanan di perbatasan Samarinda. Polisi juga berkoordinasi dengan Polda Kaltim untuk mengantisipasi kemungkinan para tahanan kabur ke luar kota.
“Kami minta mereka segera menyerahkan diri. Percuma saja melarikan diri karena kami sudah tahu siapa dan dari mana asalnya,” tegas Hendri.
Meski sebagian sudah tertangkap, petugas belum memastikan apakah seluruh tahanan akan mendapat sanksi tambahan. Namun, Hendri memastikan proses hukum terhadap masing-masing pelaku pelarian akan berjalan sesuai aturan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pengawasan ruang tahanan perlu diperkuat, tidak hanya di Polsek Samarinda Kota, tapi juga di seluruh jajaran kepolisian di Kalimantan Timur. Sementara masyarakat diminta tetap tenang dan segera melapor bila mengetahui keberadaan para tahanan yang masih buron.
Dengan langkah cepat aparat dan partisipasi warga, harapannya, kelima tahanan yang tersisa segera ditangkap, dan keamanan di Samarinda kembali kondusif. (*)